Saturday, May 22, 2004

+ lelakiku, terbuat dari apa hatimu +

3/14/2004

Sekilas ku teringat perkenalan dengan seorang pria yang kini menjadi pacarku tersayang. yang membiusku dengan kata-katanya, yang menina bobokan jalan pikiranku dengan ketaqwaan dan keimanan kepada agamanya, yang melenakan dengan konsep pikirannya yang moderat, yang mengagung-agungkan kesetiaan, dan membenci perselingkuhan. namun kini, setelah melihat keaslian nya..haruskah timbul penyesalan. ku rasa tak ada gunanya bukan. lelakiku, dia sekarang pandai berbohong, mampu berkomentar tentang banyak hal yang bagi dia gak wajar, tapi dibelakangku dia pun melakukan hal yang dia komentari, kalimat bersahaja penuh asma Allah, memang masih sering dia ucapkan, namun itu hanya ucapan tanpa dibarengi tindakan. daya magnet yang dia miliki menimbulkan aura tersendiri bagi bunga-bunga yang tak mengena kesehariannya. senyumnya bagai magnet yang menggeleparkan banyak kupu-kupu.
bukan mengada-ada kalo seandainya aku katakan, lelakiku, mempunyai "bunga atau tambatan lain" selain aku. melihat secara langsung dengan dua kornea ku yang masih awas, bahkan setelah itu pun dia masih sempat memaki, mengeluarkan kata-kata kasar, dan mencampakkan aku bagai sampah yang tak dia perlukan lagi. padahal sepuluh menit sebelumnya antara dia dan aku masih sempat bercumbu rayu. heran, terbuat dari apa hatinya, keras atau memang tak punya perasaan.
terlebih menyakitkan lagi waktu ku dengar, ternyata aku dijadikan boneka. yah...lelakiku, membuat semacam eksperimen atas apa yang berlaku saat ini, dia cocokkan dengan teori yang dia dapatkan.
kesabaran dan sikap diamku selama makin dia injak-injak, harga diriku sebagai manusia ntah dia taruh dimana..ku ingin berlari menjauh, mengakhiri jalan sempit yang tak berpangkal dan mengakhiri semua kesakitan namun kenapa tiada mampu.
kupu-kupu ini tlah mati sebelum memekarkan bunga, apalagi bertemu kumbang lainnya.

*to be continued*